Tidak pernah sebelumnya saya menyaksikan pembacaan puisi setotal ini, intonasi yang luar biasa, emosi, gaya, penguasaan puisi--ini benar-benar langka menurut saya. Tidak sengaja saya menukannya dulu, sampai sekarang, tidak bosan, terus-menerus memutarnya. Gayanya, temponya, santai pembawaannya, wah pokoknya, pembacaan puisi orang yang satu ini luar biasa. Yang dia bawakan ini puisi Rendra, berjudul Pesan Pencopet Kepada Pacarnya.
Kebanyakan pembaca puisi seperti tidak menguasai puisi yang dia baca. Salah satu cirinya, dia bawa kertas, dan setiap kali mau membaca, dia melihat dulu kepada kertanya, bahkan seringkali membaca, sambil terus-menerus membaca. Nadanya juga, yang sering saya lihat monoton. Tidak alamiah, seperti di hebat-hebatkan, seperti dilebih-lebihkan. Misalnya saya pernah melihat pembaca puisi wanita, yang mungkin, karena dia belajarnya kepada pria, baca puisinya seperi dibesar-besarkan, dibas-baskan.
Tapi pusi di atas beda. Saya kira, semua pembaca puisi seharusnya begini. Jadi sebuah puisi, tidak lagi membosankan. Namun ditampilkan, penuh drama, keberanian, seni ekting, dan segala unsur seni lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar