Minggu, 09 Maret 2014
Resensi Buku "Bad Dreams & Hot Chocolate"
Putri Salsabila,
Pertama kali melihat fotonya waktu dia kecil.
Imut, sipit, tahu-tahu sekarang sudah gede, 17 tahun.
Buku Gara-Gara indonesia halaman-halaman akhir menyebut, Putri Salsa sudah terbiasa jadi pembicara. Saya penasaran,
Benarkah
Nah, workshop kemarin dia tampil, untuk mengkritik beberapa karya pesertta
Dan wah,
Caranya mengkritik itu luar biasa.
Ibaratnya sandal, itu dilempar-lemparin sama peserta workshop.
Ini gimana nih, kok gak logis banget
Ini kayak cerita-cerita jadul gitu
Ini dari judulnya aja udah puyeng
Ini tokohnya gimana nih, musingin banget
Yang dikritik tertawa-tawa saja.
Padahal, nada kritiknya salsa itu lh, bener-bener nyerang.
Ekspresi jengkelnya keluar banget.
Nah, setelah mengkritik, orang kan penasaran, memangnya sebaik apa karya dia?
Makanya, setelah Salsa mengkritik, Bundanya bilang, pasti nanti orang pada beli karya salsa buat mengkritiknya.
Peka juga mbak Asma.
Tahu banget rasa penasaran hadirin.
Termasuk saya...
Dia gitu banget sama orang, memangnya tulisan dia sebagus apa?
Mau banget protes, tapi keburu inget kata Pak Isa. Mengritik karya orang tu tidak perlu bisa nulis dulu.
Pelatih sepak, kerjanya nyuruh-nyuruh, kadang nyumpah-nyumpahin, dia sendiri belum tentu bisa.
Pak Isa sendiri pintar sekali mengritik. Karya dia sendiri? Mana? Paling cuma satu dua
Jadi, kalau saya nyerang masalah itu, sudah pasti, saya diserang balik
Belum apa-apa sudah tidak berdaya
Itulah saya
Ya sudah diam saja
Nah, malamnya saya ke kantor penerbitan Asma Nadia.
Nah, saya lihat-lihat, di sini banyak buku. Cari buku Salsabila, nah ternyata ada.
Judulnya coklat-coklat gitu. Tunggu sebentar, saya lihat lagi
"Bad Dreams & Hot Chocolate"
Coba saya periksa openingnya.
Wah, membuat penasaran juga. Dia memulainya dengan sebuah dialog
Tidak bertele-tele
Tidak ada belok sana-sini dulu
Langsung
Tidak ada serangan cuaca dulu. Di suatu senja
Dan openingnya ini tidak basi. Meski cerita anak, ini suatu yang baru
Bagi saya, sepertinya bagi yang lain juga begitu
Saya buka ke bagian dalam
Dialog dan narasinya filmis juga, mudah dibayangkan
Enak diikuti
"Gen langsung mengucir rambut pirangnya, terus memakai topi dan kecamatan hitam. Ia memakai juba coklat dan sepatu boot dengan alasan, mau berdandan selayaknya Nancy Drew. Daniel langsung memutar bola matanya saat tahu itu."
Saya maru ngritik apanya nih. Jadi malu.
Untuk ukuran anak-anak, karya ini sudah sangat bagus
Maklum anak penulis, lahir dari keluarga penulis, yang baka bagusnya nulis juga
Udah aja segitu.
Okelah Salsa, teruslin gaya Lo!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar