Senin, 03 Maret 2014

Membedah Puisi "Pesan Pencopet Kepada Pacarnya"

TULISAN INI BERMULA DARI

Seorang teman facebook menanyakan kepada saya, apa pesan moral yang ingin disampaikan WS Rendra dalam puisinya "Pesan Seorang Pencopet Kepada Pacarnya"?

Satu-satunya yang tahu jawaban persisnya ya WS Rendra sendiri. Saya tidak tahu, kemungkinan dia telah memberitahukan pesan puisinya ini, tapi saya belum membaca. Karenanya, yang bisa saya lakukan sekarang hanya, menafsirkan puisi ini seenak perut.

PESAN PUISI INI

Puisi WS Rendra yang satu ini termasuk puisi Satire, puisi sindiran terhadap ketimpangan sosial, politik, negara dan pemerintahan. Dalam puisi ini saya menangkap pesan, beginilah suasana pemerintahan yang timpang,para pejabat banyak memelihara gundik, ngomong ngawur so intelek, licik dan serakah, dan karenanya harus diusahakan, Indonesia jangan seperti ini.

PESAN SINIS SANG PENCOPET

Puisi ini, sebagai mana judulnya, menceritakan pesan pencopet kepada pacarnya. Si pencopet penuh sinis melakukan sumpah-serapah. Pencopet ini sudah putus asa mengajak Siti menikah padanya, dan sekarang, lebih baik dia lepaskan pacarnya ini untuk menjadi wanita piaraan pejabat. 

Penuh sinis si pencopet katakan, itu memang seharusnya, karena hidup sebagai gundik pejabat lebih terjamin. Masa depan bayi dalam kandungan Siti hasil perzinahan dengannya harus cerah, hidupnya harus terjamin, dan demi itu, jangan tanggung-tanggung, tipu saja pria yang memeliharanya itu--kuraslah hartanya. 

Si pencopet pun menyarankan, supaya Siti pun mengenal seorang menteri, kemudian dengan keahlian merayunya, godalah menteri itu dan usahakan menjadi selirnya, sambil tetap menjadi selir lelaki yang lama. Jika lelaki yang lama protes, depak saja dia dan tinggalkan jangan ragu. 

Si Pencopet sarankan, supaya Siti mengurus diri dan berusaha agar badannya tetap menarik, agar menteri itu semakin mencintainya. Jangan malu untuk tampil menjadi pendamping menteri itu meski Siti bodoh, bicara ngawur jangan takut, asal tegas dan meyakinkan, itu akan menarik perhatian orang, karena itu memang gaya seorang menteri. 

Si Pencopet yakin, anak dalam kandungan Siti itu lelaki, dan dia yakin, wataknya pasti perpaduan watak Siti yang pandai merayu, dan watak dirinya yang licik, maka anaknya ini sangat cocok menjadi ahli politik, dan bisa dipastikan, anaknya itu akan sukses di Jakarta.

3 JENIS PEMBACA SATIRE
Satire sebenarnya cara cerdas mengingatkan orang. Umunya watak orang tak suka dilarang. Jangan begini, jangan begitu, dan sebaliknya, orang suka didukung, bahkan diberikan cara-caranya. Namun karena, satire ini sindiran, saran ini berisi hal yang ditentang nurani. Nurani orang normal akan berkata, masa harus begini. Karenanya, pembaca tulisan satire seperti ini terbagi tiga: pembaca cerdas, pembaca biasa, dan pembaca idiot. Pembaca cerdas akan menangkap, yang disarankan tulisan jenis ini sebenarnya hal sebaliknya, pembaca biasa hanya akan tertawa-tawa, sedangkan pembaca idiot, akan menganggap ini tulisan sinting.

BAGAIMANA SAYA JADI TERTARIK?

Bagaimana saya jadi tertarik dengan puisi ini?

Saya kira, kalau saya menemukan puisi ini dalam bentuk tulisan, mungkin saya akan memandangnya biasa-biasa. Tapi saya pertama menemukan puisi ini sedang dibawakan oleh seorang deklamator. Dan pembacaannya itu, wuih, totalitasnya, luar biasa! Tidak pernah sebelumnya saya melihat pembawaan puisi seluar biasa ini. Intonasinya, temponya, naik turunnya, ekspresi emosinya, pengausaan materinya, wah pokoknya luar biasa. Tidak cukup menontonnya sekali, saya menontonnya berkali-kali. Dari sini saya tertarik buat menghayatinya, mempelajari isinya, dan sekaligus, mengenal siapa deklamatornya.

Anda penasaran, bisa langsung menontonnya DI SINI

Dan ketika puisi WS Rendra ini saya bagikan di facebook, beberapa orang menyatakan suka. Sebagian mengatakan "Puisi yang maknyooss", dan sebagian komentator ada yang bertanya, seperti telah saya sebutkan di muka. Dari sanalah, saya tertarik membuat tulisan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar