Senin, 24 Februari 2014

Kisah Kerajaan Mongol Yang Mengocok Perut!

Tidak tahu ini tawa ke berapa kalinya. Pak Agung kembali mengocok perut saya lewat lewat bukunya, Gara-Gara Indonesia. Pasukan si sipit gemuk Kubilai Khan dikalahkan dengan lucu di Indonesia. Sepertinya cuma Indonesia yang berani pada kaisar mongol ini, padahal kerajaan-kerajaan lain, ada yang takluk, bahkan sebelum melawannya. Mendengar pasukan ini disebut saja, pantat sudah mengkerut-kerut. Tapi orang nusantara sampai berani memotong telinga utusannya. Karuan saja Mongol menjadi monyet kebakaran buntut. Marah dan tidak tanggung-tanggung, mereka butuh waktu empat tahun mempersiapkan penyerangan ke Indonesia. Tapi bagaimana nasib mereka setelah tiba di tanah Jawa? Hahaha.......

Sudahlah, tidak usah banyak tanya, lebih baik beli saja langsung bukunya. Harganya tidak seberapa mahal dibanding isinya yang luar biasa. Pengetahuan Anda yang bertambah dengan cara menyenangkan. Pak Agung telah menelurkan buku ini dari saripati pengetahuannya, bacaan-bacaannya, dan dari perenungannya yang lama sebagai sarjana sejarah. Bayangkan jika Anda harus membayar seharga bayaran yang Pak Agung korbankan untuk mendapatkan pengetahuan emasnya ini. Saya kira meski semua usus Anda dijual untuk membelinya, takkan pernah terbayar saking mahalnya. Untungnya Pak Agung tidak sekejam itu. Dia bagikan pengetahuanya dengan murah, dengan penyajian yang mengasyikkan pembacanya. Saya tidak pernah membaca buku sejarah seantusias membaca buku yang satu ini.

Pada bagian ini, awalnya Anda takkan percaya, jika dengan segala keterbatasannya, orang Nusantara bisa mengalahkan tentara Mongol, sekelompok pasukan sadis yang kekuasannya meluas melebihi luasnya wilayah kekuasaan Alexande Agung. Tapi begitulah nyatanya. Ini fakta membanggakan, berarti kita bukan bangsa sembarang, kita sudah mewarisi kecerdasan luar biasa dari nenek moyang. Sekali lagi, hahaha, saya mau tertawa, sedangkan Anda, yang belum membaca buku ini, saya harap tidak perlu ikut-ikutan tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar