Mengapa saya terus berkoar-kaor
Tentang menulis seenaknya
Karena dengan menulis seenaknya, Anda bisa lebih spontanitas
Lupakanlah dulu mereka yang terlalu mendoktrinmu
Dengan segudang aturan menulis memusingkan
Karena sebenarnya dia sendiri pun
Lebih suka menulis seenaknya
Dia sendiri pun tidak mau
Jika orang lain terlalu mendiktenya, karena pada dasarnya setiap penulis
Dari mulai penulis kacangan hingga penulis dagingan
Dari mulai penulis kelas buncis hingga penulis legendaris
Mereka semua,
Ingin menulis seenaknya
Seenak mungkin, seenak yang mereka bisa
Karena pada dasarnya semua orang tidak ingin diatur
Semua orang ingin bebas, mengikuti maunya sendiri, aturannya sendiri
Kalau tidak percaya, buktikan!
Silahkan pergi ke perpustakaan, baca buku aturan menulis lengkap
Baca semuanya, jangan terlewat
Kemudian, baca hasil karya seorang penulis terkenal
Cari bagian-bagian kelirunya, catat, kumpulkan, lalu sampaikan kepada penulis itu
Semuanya
Saya jamin jawaban yang akan Anda dapatkan dari penulis itu adalah:
Inilah menulis cara saya
Kalau kamu tak suka tidak mengapa!
Begitulah semua orang
Sebetulnya ingin menulis seenaknya, dan itu sah-sah saja menurut saya
Sepanjang tidak mendobrak batas-batas agama
Dan jika,
Keinginan menulis seenaknya itu
Menggebu dalam hati Anda
Saya sarankan, jangan pernah ia kekang, biarkan dia bebas
Biarkan jiwamu lepas, melompat, lari, menabrak batas-batas waras
Biarkan kalimat dari dalam jiwamu
Meluncur spontanitas,
Sebab dari spontanitas biasanya terlahir kreatifitas
Sebuah karya yang penuh orisinalitas
Karena serangkai kata yang meluncur pertama kali dari otakmu
Seringkali itulah kata terbaikmu,
Kalau Anda pernah membaca Blink
Salah satu karya dahsyat si rambut acak-acakan Malcolm Gladwel
Akan Anda baca di sana, bahwa, kesan singkat pertama yang muncul dari otak Anda
Ketika Anda memikirkan sesuatu
Seringkali
Itulah kesan terbaiknya,
Maka begitulah serangkai kata yang meluncur spontan dari otak Anda,
Yang membuat Anda tergerak ingin secepatnya menulis cerita, atau tulisan apa saja
Kata-kata itulah, seringkali yang menjadi kata terbaik Anda
Saya sendiri bebepa kali mengalami
Menulis cerita
Kemudian, setelah selesai, saya posting ke sosial media
Orang-orang membaca, sambil saya sendiri baca, dan mencoba mengeditnya
Misalnya, mengganti openingnya dengan kata lebih baik, sesuai dengan kaidah cerita
Yang diajarkan para penulis terkenal
Akan tetapi, bagaimana hasilnya?
Sering muncul komentar, berbada protes, mengapa harus diganti?
Justeru yang bagus itu tadi, yang saya tulis asal jeplak!
Saya juga seringkali membaca
Komen beberapa teman di sosial media
Dan beberapa kali saya temukan, tulisan dia pada komen,
Jauh lebih cerdas, daripada tulisan dia di postingannya
Saya yakin itu terjadi karena, tulisan dia di komen, jauh lebih spontanitas
Daripada tulisannya di postingan, yang seringkali terhambat, karena terlalu memusingkan aturan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar