Jumat, 21 Februari 2014

Rosa López dan Dunia Tulis Menulis

Kamu kenal Rosa López? Kalau belum, ini saya kenalkan. Dia lahir 14 Januari 1981, di Lachar, Granada, Spanyol. Dia seorang penyanyi. Namanya mulai tenar tahun 2001, ketika memenangkan Reality Show. Tidak langsung menjadi penyanyi tenar. Dia memulai karirnya dengan menyanyi di berbagai pernikahan, pembaptisan, komuni dan perayaan, dengan iringan piano adik atau ayahnya. Dari kebiasaannya itulah, kemudian dia naik sebagai penyanyi.

Lalu apa hubungannya dengan dunia tulis menulis?
Membangun karir sebagai penulis, nyaris sama dengan membangun karir menyanyi. Tidak bisa instan, langsung Bugggg!!!! jadi seorang penyanyi. Tidak bisa. Harus ada proses, dan proses itu dimulai dengan membangun kebiasaan. Bagi seorang penulis, yang dibangun tentu kebiasaan menulis.

Itulah sebabnya, untuk meneruskan tulisan ini, saya ingin menulis buat seorang teman:

Saya berani taruhan, kalau kamu konsisten dalam dunia menulis, kamu bisa menjadi penulis cemerlang. Sejak kecil, kamu sudah gemar membaca. Itu pupuk bagus untuk bakatmu menulis. Kamu juga punya pengalaman banyak, kamu seorang petualang, senang mencoba hal baru, senang mengunjungi tempat baru, senang kepada hal-hal baru, dan itulah saya kira. Beberapa tulisanmu pernah saya baca, luar biasa. Rata-rata memiliki kebaruan.

Kamu sudah nyaris punya ciri khas, punya keunikan dalam berungkap, kelancaran dalam bercerita, dan setiap kali saya baca, selalu saja, saya menemukan hal beda. Bukan kata saya saja, beberapa orang lain mengatakan hal yang sama. Jadi, jika pekerjaan menulismu kau hentikan, ini sangat disayangkan. Teruskanlah, jika dunia onlen belum memungkinkan jadi tempatmu menulis, saya kira, buku dan pulpen seribuan masih rela menerima curahan hatimu.

Tapi di atas semuanya, modal paling berharga buatmu, adalah jurnalistik. Dulu kamu pernah masuk dunia itu, dari sanalah kamu punya emas 2000 karat. Dunia wartawan telah mencetakmu dengan keras. Seorang wartawan digodok untuk terus mendapatkan berita baru, berita unik, berita beda. Seorang wartawan, terus-menerus dipaksa menulis, dan tulisannya mau tak mau harus bagus. Seorang wartawan, dituntut untuk terus mencari, berjalan-jalan, menemui orang, masuk ke tempat kejadian, bertanya dan bertanya, menambah ilmu. Dan kamu sudah mengalami itu. Dengan modal itu, saya kira kamu bisa menjadi penulis hebat.

Banyak orang menjadi penulis hebat karena latar belakang dia sebagai wartawan. Sebagai contoh saya punya penulis favorit Carl Honore. Saya mulai menyukainya saat membaca buku "The Power Of  Slow", buku motivasi tentang indahnya kebiasaan santai. Tulisan di dalamnya enak sekali dibaca, sarat makna, tidak sekedar spekulasi, di dalamnya dia banyak memaparkan fakta, yang dia dapatkan dari berbagai belahan dunia. Fakta-fakta itu membuat tulisannya tidak terasa mendoktrin, akan tetapi, lebih mengajak jalan-jalan, dan langsung melihat bukti-buktinya. Carl Honore menyajikan ide baru, dengan fakta-fakta baru, yang langka, yang jarang diungkap orang. Mengapa? Saya yakin, sebabnya karena latar belakang dia sebagai jurnalis.

Carl Honore tinggal di London. Dia seorang jurnalis dan telah banyak menulis untuk Economist, Observer, Nasional Post dan Houston Chronicle. Saat mau menulis, Carl tidak langsung menulis. Naluri kewartawanan dia pakai. Maka untuk bukunya ini, dia melakukan penelitian di Italia.  Tidak heran, jika cover edisi Bahasa Indonesia buku ini mencantumkan tulisan dari Sunday Time: "Jutaan kali lebih inspiratif dari buku-buku selfhelp lainnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar