Saya ingin menggunakan tehnik menulis kritis. Kritis terhadap buku yang saya baca, kritis terhadap fenomena sosial di masyarakat, kritis terhadap nasib diri sendiri, kemalasan sendiri, dan kemiskinan diri sendiri.
Kritis membuat sebuah tulisan jadi menarik untuk dijadikan bahan bacaan.
Saya kira, bacaan dari ulama terdahulu jadi menarik, karena bacaan itu bernada kritis, setidaknya kritis terhadap kehidupan masyarakat tempat mereka hidup. Ihya Ulumuddin, sebenarnya, itu tulisan kritis terhadap fenomena manusia waktu itu, yang kacau keimanannya. Kaum zindik di mana-mana, filsafat merasuki masyarakat, dan sangat merusak terutama kepada mereka yang berpikir secara dangkal. Maka Imam Ghazali tampil dengan kitab Ihya Ulumuddinnya, menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama.
Dengan ini saya bisa mencerca dan mendamprat sebuah konsep, menunjukkan kekeliruannya, dan memberikan bukti-bukti, dan pernyataan orang-orang.
Postingan Populer
-
DOWNLOAD DI SINI
-
Putri Salsabila, Pertama kali melihat fotonya waktu dia kecil. Imut, sipit, tahu-tahu sekarang sudah gede, 17 tahun. Buku Gara-Gara indonesi...
-
DOWNLOAD DI SINI
-
DOWNLOAD DI SINI
-
Industri video bokep Jepang semakin kreatif. Mereka tahu betul selera masyarakat mesum susah dihentikan. Pasangan-pasangan baru mereka orbit...
-
Turun di Stasiun Kereta Jatinegara harusnya saya beli tiket. Ini tidak, saya langsung naik KRL. Akibatnya di dalam, terus tengok kanan kiri,...
-
Alkisah, seorang tukang becak mengantar pulang anak sekolah ke sebuah gang. Di gang itu dia menemukan penumpang, lalu mengantarnya menuju s...
-
Kongkrit itu jelas Abstrak itu tidak jelas. Dan...... Salah satu keterampilan menulis adalah, Bisa mengkongkritkan yang abstrak. Membuat yan...
-
Kunci membuat tulisan menarik yang saya yakini Cuma satu Satu saja: Berani! Berani keluar kotak. Out of the box Berani keluar dari kebiasaan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar